Balada Sarjana Muda

Balada sarjana muda
24 des 2019

Kupikir di usia 22 seperti sekarang akan menyenangkan . Wisuda dengan ipk terbesar, menikah dengan laki-laki yang dulu kuharapkan, bekerja di perusahaan besar layaknya para pekerja di ftv layar kaca, mempunyai bisnis impianku, membahagiakan orang tuaku, keluargaku, dan sahabat2ku , serta impian lainnya yang selalu jadi goal hidupku . Tapi ternyata realita begitu kejam, dunia seakan tersenyum sinis pada ku saat ini, merasa diri menjadi orang paling tidak berharga karena semua impian melenceng jauh dari realita. Rasa iri dan tidak percaya diri menjadi tuan rumah di usia ini. Semua orang meninggalkanku, berjuang sendiri seakan mereka yang dulu selalu berkata aku disampingmu, kita disampingmu, tenang saja kau tidak hidup sendirian ada aku disini .. kata-kata itu hilang bersama hari yang terus berganti . Semua orang hilang ... Hilang dengan segala ceritanya masing2 ... Aku tersadar , aku hidup untuk diriku sendiri, orang lain hanya akan ada disampingku sesaat .. sangat sesaat .. dan mereka akan berkumpul disampingmu kembali saat kita sudah berada di puncak dunia dengan hasil jerih payah kita sendiri . . Semua orang akan merasa aku berkontribusi atas kesuksesan mu . Padahal saat kelaparan tengah malam, saat token listrik habis , saat kau bercucuran air mata sendirian , semua orang-orang itu tak ada disampingmu .. kejam memang , tapi harus apalagi .. dunia berjalan begitu kejam dengan alur dan pemerannya . . 
Sudahlah .. hari ini aku harus kuat . Hey kamu yang disana, yang hari ini sedang haru biru tergencit balada sarjana muda. Usap air matamu ketika kau sudah cukup untuk menangis. Kita harus bangkit, tak akan ada orang yang akan menompang beban ini. Harus mampu berdiri di atas kaki tegapku sendiri. Sampai suatu hari, aku raih segalanya. Semangat!!!!!

Komentar